Jumat, 05 Juni 2009

'Bedah' Gaya Nge-Date

Kadang kita merasa kebingungan karena hasil nge-date nggak seasyik yang kita harapkan. Hmmm… bisa jadi pilihan CARA nge-date kita, yang nggak pas. Makanya kita ‘bedah dulu anatomi nge-date yang cocok buat kita dan gebetan.


#Satu lawan satu
+: Kita bisa ngobrol tanpa terganggu. Nge-date kayak begini adalah cara paling ‘aman’ kalau ingin tahu lebih banyak tentang si dia. Kita bisa tanya A to Z tentang dirinya, begitu pula sebaliknya. Kita pun lebih santai karena nggak ada ‘penempakan’ teman atau orang lain yang bisa bikin kita risih.

-: Kacaunya, kalau kita berdua kehabisan bahan obrolan dan nggak tahu lagi mau gnomog apa. Bikin ‘mati gaya’. Akibatnya suasana jadi sunyi, tegang dan serba salah. Sehingga sedikit saja suara atau gerakan yang kita buat, akan menarik perhatian. Wah kacau deh!!!

Tips: Ingat rumus TeKeHoS(Teman-Keluarga-Hobi-sekolah). Empat hal ini adalah bahan obrolan yang nggak ada habisnya. Apalagi kalau ternyata salah satu hobinya sama! Tapi ingatlah untuk nggak memonopoli omongan, atau nbahkan sibuk mengintrogasi dia. Pertanyaan kita juga sebaiknya jangan terlalu nyerempet hal-hal pribadi dulu seperti tenteng mantan pacarnya,dll.



#Blind Date
+: Biasanya, ‘kencan buta’ terjadi karena ‘ulah’ teman yang senag jadi mak comblang. Serunya, kita bener-benart penasaran sama cowok yang bakal kita temui. Dan kalau ternyata cowoknya nggak oke, kita bisa say bye-bye tanpa harus nggak enak ketemu dia lagi.

-: Karena kita ‘blank’ tentang siapa sebenarnya dia, berarti kita harus siap nenggung risikonya juga. Misalnya, baru ketahuan kalau bau badannya menyengat banget, kalau ngomong boring, senang membanggakan diri, atau yang paling parah, ternyata mantannya ‘musuh’ kita!

Tips: Biar nggak bete, pilihlah tempat yang ‘netral’ tapi tetap memungkinkan kalian ngobrol seperti di kafe sekaligus toko buku atau toko musik. Jangan langsung pergi ke bioskop karena duduk berdekatan dengan orang yang nggak kita kenal bisa bikin salah tingkah. Santai saja, be ourselves, kalau kehabisan obrolan, jan gan lupa rumus TeKeHoS-nya.



#Nge-date di dunia maya
+: Daya tarik nge-date lewat internet memang lebih pada rasa penasaran kita akan ‘wujud’ asli si dia. Kita juga bebas membayang-bayangkan cowok/cewek ini sesuai dengan keinginan kita. Kita bebas bergaya di depan komputer(nggak mesti jaim atau dandan sekalipun), dan bisa bercerita tentang apa saja padanya tanpa takut dia bakal ngebocorin(kecuali kalau dia ternyata dia adalah teman dekat atau bahkan…saudara yang lagi ‘nyamar’).

-: Karena kita cuma kenal orang ini lewat chatting room, mugkin saja selama ini kita tidak pernah tahu yang sebenarnya tentang dia. Kemungkinan ditipu, cukup gede lho. Jadi, jangan sampai kita percaya 100 persen dengan orang yang kita kenal via internet.

Tips: Sebelum janjian ketemu, make sure kalau kalian sudah menetapkan keyemuan di mana, jam berapa dan pakai baju apa. Jangan sampai kita salah tegur gara-gara sudah ngebet pengen ketemu. Lebih baik berteman saja dahulu, jangan langsung menetapkan harapan yang ‘tinggi’ biar nantinya nggak sakit hati.



#Backstreet
+: Nggak ada eneknya! Nge-date kayak begini bikin sport jantung dan jadi ‘parno’ setiap melihat mobil yang mirip sama bokap. Takut ketahuan1

-: Karena judulnya backstreet, berarti hubungan kita dan si dia ini memang ‘terlarang’ karena nggak disetujui ortu. Jadi, sebaiknya diputusin saja atau berhenti saja dulu. Orang tua melarang pasti ada tujuan baiknya,kan?

Tips: Kalau kita memang saying banget dengan cowok/cewek kita ini, sabar saja dahulu. Mungkin kita harus melakukan pendekatan yang lebih intensif lagi sama ortu kita biar mereka tahu kalau kita dan dia nggak berniat macam-macam. Kalau



#Double date
+: Nge-date bareng teman(yang bawa pacarnya juga), mungkin bisa jadi pilihan seru kalau masih merasa kurang pede buat nge-date ‘satu lawan satu’. Enaknya, suasana bisa lebih ‘hidup’ karena kita bisa ngobrol bareng berempat dan obrolannya juga bisa variatif banget.

-: Kalau terlalu akrab, bisa jadi nggak ada kesempatan untuk bisa kenal lebih dekat sama si dia. Soalnya, kita dan dia juga harus berbagi perhatian pada pasangan yang lain. Kita juga nggak bisa ngobrolin hal-hal yang lebih pribadi karena ada ‘telinga’ lain. Bisa jadi juga akhirnya kita malah lebih banyak ngobrol sama teman cewek kita. Nggak sukses deh nge-date-nya!

Tips: Pilihlah topik yang seru. Namun, sebelumnya, bikin ‘perjanjian’, berapa lama kita akan pergi bareng berempat. Kalaumemang acara nge-date adalah ke bioskop, pilih bangku yang agak terpisah.



#Jalan ramai-ramai
+: Kita nggak perlu panic dan salah tingkah kalau tiba-tiba mata kita ‘tabrakan’ dengan matanya, atau tangan kita bersentuhan dengan tangannya(walaupun itu bikin jantung deg-degan). Kita maupun dia bisa lebih nyantai karena berada di tengah teman-teman. Inilah saat karakter asli kita berdua terlihat. Kita akan tatu se-garing apa humornya atau seperti apa tingkah lakunua.

-: Nge-date cara begini cuma satu masalahnya, yaitu banyak GANGGUAN. Kita akan suwah banget menemukan saat ‘berduaan’ dan kesempata mengenal gbetan lebih jauh. Lebuh bete lagi, kalau ternyata dia malah terlihat lebih asyik untuk sama cewek lain yang ikut rombongan kita.

Tips: Kalau sama siap buat mengenal dia lebih lanjut, minta teman terdekat untuk ngajak anak-anak yang lain ‘nyingkir’ sesaat untuk meninggalkan kalian berdua, biar bisa nge-date dalam arti yang sesungguhnya.

Pee Wee Gaskins - Welcome to the Sophmore

Making love in the backseat of the car
With the ocean breeze slipping thru your hair
This is the best part of my life
Far away from the class room drama
Drop our hearts outside cus we're having a good time
These are the things that make me smile

Get ready for a revolution
The long recess is over
Freshmen year has gone gotta take it away with all we've got
Get ready for a revolution
The long recess is over
And I know everything will be alright

Tu turu turu turururu
Makes me wanna say

I know this weekend will be better than the last

Sometimes life gets harder everyday
This time things will never be the same
Stand up with everything you've got
Cus afterall we're the one who's winning

Making love in the backseat of the car
With the ocean breeze slipping thru your hair
This is the best part of my life

Tu turu turu tututuru
Tu turu turu makes me wanna say

Sabtu, 30 Mei 2009

5 Tanya: Mocca


GADIS dapat banyak kabar nih, kalau Mocca sering banget manggung di luar negeri. Wah, hebat, ya?

Sebenarnya, nggak juga, sih. Masih lebih sering manggung di sini, tapi mungkin kurang terekspos. Namun, memang sih, akhir-akhir ini kami dapat lumayan banyak tawaran ke luar negeri, bahkan ada yang tak terduga. Padahal, tahun 2007 lalu tawaran main di luar negeri sepi banget. Tapi, sepanjang tahun 2008 dan 2009 lumayan-lah. Hahaha....
Sudah manggung di mana saja, sih?
Sebenarnya tempat yang kami datangi sama-sama aja, rata-rata ke Malaysia, Singapore, dan sempat tahun 2008 lalu ke Korea. Dan waktu ke sana, ternyata Mocca cukup terkenal! Itu benar-benar kejutan buat kami. Soalnya, yang kami tahu lagu-lagu kami memang sering dipakai untuk jingle iklan dan diselipin di sinetron-sinetron Korea. Lucunya, sebelum kami ke sana, mereka nggak tahu kalau yang namanya Mocca itu orang Indonesia! Hahaha.... Dan karena kemarin itu sambutannya baik, bulan Juni nanti kami diundang lagi oleh mereka untuk bikin sebuah konser di sana. Hahaha.... Padahal, di Indonesia aja belum, ya? Dan sebelum ke Korea, kami main di sebuah festival jazz di Thailand. Tapi, lupa apa nama festivalnya.
Kalau boleh tahu, konsernya bakal sebesar apa, sih?
Sejujurnya kami juga nggak tahu. Hehehe.... Waktu tahun lalu sih, konser kami ditonton oleh 3000 orang! Benar-benar terharu. Tapi, panitianya sih, sudah mengirimkan lay out stage-nya kepada kami, tapi benar-benar cuma gambaran kasarnya aja. Kayaknya sih tempatnya, gede.
Ngomong-ngomong kalian kan sibuk banget bepergian ke luar negeri. Terus, album keempat kapan keluarnya, nih?
Hahaha.... Jujur aja sudah lama kami pengin mengerjakannya, tapi benar-benar nggak punya waktu karena sering jalan-jalan itu. Susah banget fokus untuk bikin album. Tapi, kami selalu berkarya, kok, dengan membuat merilis beberapa singel yang dimasukkan ke beberapa kompilasi. Dari akhir tahun lalu sampai tahun ini aja, kami sudah mengeluarkan dua singel. Yang pertama Promises, ada di album kompilasi Siaga Bencana dari LIPI. Dan Lucky Me di yang masuk ke dalam sebuah album kompilasi berjudul Synchronize. Tapi, memang sih, nggak terlalu kedengaran. Nggak tahu kenapa. Hahaha....
Oke. Kalau begitu kasih bocoran dong, tentang album keempat ini?
Ah, nggak mau bilang-bilang, ah. Ntar dicuri orang lain lagi! Hahaha.... Sebenarnya konsepnya sudah ada, tapi nggak tahu perkembangannya nanti bagaimana. Tapi, kayaknya sih, album ini masih akan lama rilisnya. Penginnya sih, tahun ini, tapi.... kayaknya nggak bisa. Mungkin tahun depan. Tunggu aja, ya!

Jumat, 29 Mei 2009

Buku: Burning Up-On Tour with Jonas Brothers


udul: Burning Up – On Tour with Jonas Brothes
Penulis: Joe, Nick & Kevin Jonas
Penerbit: Disney Hyperion Books, 2008 (***)

Apalagi yang bisa dilakukan oleh Jonas Brothers untuk memuaskan penggemar mereka selain merilis album, melakukan tur dan mengeluarkan film 3-D? Jawabannya ya buku ini! Ditulis sendiri oleh mereka, buku berukuran majalah dengan hard cover ini dijamin bisa memuaskan rasa cinta dan penasaran pecinta trio ini. Penuh dengan foto-foto eksklusif yang tidak ditemukan di mana pun (plus caption yang mereka tulis sendiri!), buku ini mengulas habis-habisan kehidupan Joe bersaudara sebagai musisi. Kesibukan mereka di belakang panggung, hobi mereka, sampai penyakit diabetes Nick dan adik mereka, dibahas di sini. Puas!

Stephan Kotas "Indonesia Rumah Keduaku"


Sebelum Stephan menginjakan kakinya di Indonesia, dia sudah jatuh cinta terlebih dahulu dengan negeri kita ini. Bahkan nih, dia sampai bela-belain belajar bahasa Indonesia dulu saat dia masih berada di negara asalnya, Cekoslovakia. Kini, setelah tinggal bertahun-tahun di Indonesia, cowok kelahiran Prague, Cekoslovakia, 8 Juli 1984, ini tidak hanya menjejakan kakinya ke berbagai tempat-tempat menarik di Indonesia, tapi juga mulai melebarkan sayapnya ke dunia entertainment.

Awalnya Ingin Traveling
“Sebenarnya awal aku datang ke sini cuma ingin traveling,” Stephan membuka obrolan dengan bahasa Indonesia yang cukup fasih, tapi dengan logat yang aneh. “Dari kecil aku sudah hobi traveling. Umur 16 tahun aku sudah backpacking keliling Eropa sendirian. Setelah Eropa, aku ingin traveling ke Asia, terutama Indonesia. Karena Indonesia itu kan, luas sekali, jadi untuk traveling bagus,” sambung Stephan, sambil tersenyum.
Punya keinginan kuat untuk traveling ke Indonesia bikin Stephan ingin belajar bahasa Indonesia. Keberuntungan ternyata berpihak pada cowok penyuka warna merah ini. Sang guru yang mengajarkannya bahasa Indonesia membuka jalan untuk dia mendapatkan beasiswa belajar di Indonesia. “Aku dapat beasiswa untuk belajar seni dan budaya di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) selama satu tahun. Kalau nggak salah itu tahun 2004,” ucapnya dengan dahi berkerut, berusaha mengingat.

Sempat Terkaget-kaget
Datang ke negara yang punya iklim dan kebiasaan yang beda jauh dengan negara asalnya, bikin anak kedua dari tiga bersaudara ini sempat terkaget-kaget. “Pertama kali saat aku mau sarapan, aku dikasih nasi sama ayam goreng. Hahaha,” katanya, tertawa. “Soalnya kalau di Ceko, itu untuk makan malam, kok di sini untuk sarapan. Biasanya sarapan dengan roti, sereal dan susu. Jadi waktu disediakan nasi sama ayam sempat agak bingung juga, sih,” ceritanya, geli sendiri.

Berkarier di Indonesia
“Selagi kerja di Bali, aku ketemu teman-teman dari Jakarta. Mereka menyarankan aku untuk jadi model aja. Terus aku coba-coba. Jadi selama di Bali, aku sering bolak-balik Bali-Jakarta untuk pemotretan,” jelas Stephan. Makin lama bergelut sebagai model, makin banyak kesempatan untuk mencoba bidang lain, seperti akting. Akhirnya Stephan memutuskan untuk meninggalkan Bali dan hijrah ke Jakarta.
Sampai saat ini, Stephan telah menjadi bintang video klip Andity, Ussy Sulistiawati dan D'' Masiv. Dia juga pernah muncul di sinetron Suci, Cinta Bunga dan Rasta & Bella, serta main di film MBA, Cinta Setaman dan Urbanisexy. Selain itu, saat ini Stephan juga lagi disibukan dengan pekerjaan barunya sebagai presenter program acara jalan-jalan, Koper dan Ransel di Trans TV. “Sebenarnya aku nggak terlalu suka presenting. Tapi, karena ini presenting acara traveling, aku mau,” ungkapnya, disertai cengiran lebar.

Suka Alam Indonesia
Yap, traveling memang cinta matinya Stephan. Itu pula yang jadi tujuan awal dia datang ke Indonesia. Nggak aneh dong, kalau setelah ada di sini, Stephan sudah ngubek-ngubek berbagai tempat indah yang ada di Indonesia. “Hampir semua tempat di indonesia sudah aku datangi, kecuali Sumatera dan Papua. Sumatera pernah sih, tapi hanya ke Bangka-Belitung saja,” urainya dengan nada bersemangat.
Karena alam Indonesia yang indah itulah Stephan kerasan tinggal di Indonesia. Psst, saking betahnya tinggal di sini, sampai-sampai dia menganggap Indonesia sebagai rumah keduanya, lho.

Selasa, 26 Mei 2009

Queen Bee: Bukan Film Politik


Adanya tokoh calon presiden dalam film Queen Bee nggak bikin film ini jadi film bertema politik. Karena ternyata, film yang diangkat dari sebuah cerpen karya Fajar Nugraha ini adalah film tentang remaja dengan segala konfliknya. Itu artinya, film ini adalah film untuk kita-kita!

Karena Nggak Percaya
Hidup Queenita Siregar (Tika Putri) tidak berjalan mulus seperti kebanyakan remaja lainnya. Pertama, dia merasa kesepian karena ditinggal meninggal sama sang mama. Kedua, Queen harus menghadapi ketidakpercayaan ayahnya (Mathias Muchus) sama dia. Alhasil, hidup Queen yang seharusnya seru dan ceria, jadi penuh dengan kungkungan. Bayangkan saja! Saking nggak percayanya sang ayah sama Queen, sampai-sampai ayahnya memerintahkan seorang pengawal yang memiliki kode A-14058 (Oka Antara) untuk menjadi pengawal Queen. Ugh, malas banget kan, kemana-mana diikuti sama pengawal!
Ketidakpercayaan ayahnya ini bikin Queen kesal dan bete banget sama sang ayah. Hubungan keduanya pun jadi sedikit merenggang. Ditambah lagi dengan kesibukan ayahnya sebagai calon presiden, makin jauhlah hubungan Queen dengan sang ayah. Tapi, masalah Queen nggak berhenti sampai di situ saja. Pacar tercintanya, Braga (Reza Rahardian) pun mendadak berubah jadi menyebalkan. Duh! Kok berasa banyak masalah banget, ya? Nah, di saat sedang mengalami banyak masalah inilah, Queen jadi dekat dengan A-14058. Apalagi, dirinya sempat diselamatkan oleh A-14058. Perasaan sebal Queen sama A-14058 pun perlahan memudar.

Bukan Film Politik
“Queen Bee adalah film remaja, film kita-kita,” ucap sutradara Queen Bee, Fajar Nugros (Psst, Fajar Nugraha dan Fajar Nugros adalah orang yang sama). Jadi, meskipun ada cerita tentang calon presiden dan pemilihan umum (pemilu), Fajar memastikan kalau itu hanyalah latar belakang filmnya saja. “Tapi, pengangkatan tema tentang calon presiden dan pemilu ini dilakukan juga karena sekarang ini banyak remaja yang tidak nyaman dengan situasi politik yang tengah bergejolak sekarang ini,” ucap Fajar yang pernah menjadi sutradara film pendek Mati Bujang Tengah Malam ini.
Ketidaknyamanan remaja menghadapi situasi politik inilah yang ikut mendasari dibuatnya Queen Bee. “Saya sangat peduli sekali dengan keapatisan generasi muda terhadap lingkungan dan dinamika negaranya. Makanya, kami memutuskan untuk membuat film ini,” tutur produser Queen Bee, Salman Aristo.
Sependapat dengan Salman, sang produser eksekutif, Bernhard Subiakto, juga menyatakan kalau ini adalah film remaja. “Kalaupun sedikit menampilkan nuansa politik, kami hanya ingin membangun suatu kepercayaan baru bahwa generasi muda itu bisa melihat sesuatu yang beda dari dunia politik,” jelas Bernhard, panjang lebar.

Pemain Muda
Untuk membuktikan kalau ini adalah film remaja dipilihlah bintang yang juga masih muda. Tika Putri terpilih sebagai Queen, remaja yang ceria, optimis, cantik dan smart. Selain Tika, biar lebih remaja lagi, film ini juga menampilkan band-band anak muda untuk mengisi soundtrack-nya. Ada RAN, Alexa dan Twenty First Night. “Ini adalah film remaja saat ini. Jadi apa yang ada di keseharian remaja adalah bagian dari kisah ini. RAN misalnya, punya lagu bagus untuk film ini, jadi kami bekerjasama dan mereka menjadi part of the story,” urai Fajar.
Judul: Queen Bee
Sutradara: Fajar Nugros
Pemain: Tika Putri, Oka Antara, Reza Rahardian, Mathias Muchus
Produksi: Million Pictures, 2009

Tips Awas, Salah Makan!

Siapa sih yang menolak liburan ke luar negeri? Namun, kita juga harus siap menghadapi perbedaan budaya, termasuk yang berkaitan dengan urusan perut. Karena belum tentu jenis makanannya sesuai kondisi perut kita.

Teknik Bumbu
Dinamakan teknik bumbu artinya kita harus berhati-hati dengan bumbu-bumbu dasar makanan tersebut. Karena ada beberapa masakan negara lain yang bumbunya sangat khas dan bisa bikin lidah kita terkaget-kaget.

Pelajari dulu makanannya. Sebelum datang ke negara itu, coba deh browsing internet tentang kekhasan suatu negara tersebut. Jadi, kita bisa waspada sama masakan Meksiko yang super pedas atau masakan India yang penuh kaldu.

Bawa bumbu sendiri. Setidaknya kita membawa bumbu utama yang wajib ada untuk menyedapkan rasa makanan kita. Misalnya, biar nggak bingung saat makan di Italia yang nggak pernah menyediakan saos sambal, kita sudah membawanya sendiri dari rumah.

Kurangi kadar. Kalau kita nggak tahan sama makanan yang terlalu pedas atau asam, berarti kita harus cari cara untuk mengurangi kadarnya. Kalau memang rasanya nggak bisa diubah, kurangi deh porsinya. Pesan makanan itu setengah porsi saja atau berbagi dengan orang lain. Jadi, kita terhindar dari sakit perut.

Teknik Menu
Daripada menyesal, lebih baik pilih dengan teliti makanan dari menu dengan cara:

Perhatikan bahan dasar. Bacalah keterangan bahan dasar makanan yang biasanya tertulis di dalam menu, supaya yakin kalau makanan itu bebas dari kandungan yang tidak ingin kita makan. Contohnya, buat yang alergi seafood, pastikan kalau nggak ada hewan atau tanaman laut di dalam makanan tersebut.

Cara masak. Biasanya dengan membaca menu, kita bisa tahu cara memasak makanan tersebut. Apakah direbus atau dipanggang, matang, setengah matang atau mentah. Sebaiknya kalau kita belum pernah mencicipi makanan tersebut cari jalan aman dengan memesan makanan yang matang.

Bawa kamus. Seringkali kita memesan makanan yang salah karena tidak mengerti bahasanya. Jadi, sebelum masuk restauran, kita perlu tahu sedikit arti kata-kata yang penting. Misalnya, sebutan untuk daging sapi, ayam atau babi. Kalau perlu bawa kamus buat jaga-jaga.

Ngobrol sama pelayan. Nah, kalau di dalam daftar menu tak ada penjelasan lengkap, keluarkan senjata terakhir, yaitu ngobrol sama pelayan resto. Minta dia menjelaskan menu makanan tersebut.

Teknik Etika Makan
Tiap negara punya budaya dan tradisi yang berbeda. Dan budaya akan mempengaruhi etika di meja makan. Agar kita tidak mempermalukan diri sendiri atau menyinggung orang lain, coba:

Lancarkan aksi rahasia. Di beberapa Eropa ada peraturan tidak tertulis kalau kita harus menghormati masakan orang lain dengan tidak menambah bumbu apapun lagi ke dalam makanan. Jadi kalau kita ingin menambah saus karena rasa makanan itu kurang pedas, harus sembunyi-sembunyi ya, supaya nggak kena marah.

Bawa peralatan cadangan. Beberapa restauran Timur Tengah kadang tidak menyediakan sendok atau garpu di meja makan karena terbiasa makan pakai tangan. Nah, jangan ragu untuk meminta sendok garpu pada pelayan atau membawa sendiri peralatan makan kita.